Rabu, April 04, 2012

TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR SECARA VEGETATIF

Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi dapat ditempuh melalui cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley cropping), silvipastura, dan pemberian
mulsa.
Pertanaman lorong
Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi.
Setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
Teras individu
a. Persyaratan
• Kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
• Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
• Jarak antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan dan kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum digunakan adalah dengan memilih IV
sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan lahan 3-10%, IV diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antar baris tanaman pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik
yang disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya.
• Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu, ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk
meningkatkan efektivitas menahan erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi.
• Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau pakan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka pupuk kandang yang dihasilkan dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok agar kesuburan lahan dapat dipertahankan.
c. Persyaratan tanaman untuk digunakan sebagai tanaman pagar
• Dapat tumbuh dengan cepat dan apabila dipangkas secara berkala dapat cepat bertunas kembali.
• Menghasilkan banyak bahan hijauan.
• Dapat menambat nitrogen dari udara (jenis leguminosa) sehingga baik untuk pupuk hijau.
• Tingkat persaingan terhadap unsur hara dan air dengan tanaman pokok relatif rendah.
• Memiliki perakaran vertikal yang kuat dan dalam. Tanaman pagar yang mempuyai penyebaran akar lateral (menyebar pada lapisan permukaan tanah) akan sangat menyaingi tanaman pokok.
• Tidak bersifat alelopatik (mengeluarkan zat racun) terhadap tanaman pokok tetapi akan sangat ideal apabila tanaman pagar bersifat alelopatik terhadap hama dan gulma.
• Supaya mudah diterima petani, sebaiknya tanaman pagar mempunyai manfaat ganda yaitu disamping sebagai penahan erosi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak, menghasilkan buah atau untuk kayu bakar.
Silvipastura
Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah,
setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup.
a. Persyaratan
• Terutama untuk lereng agak curam dan curam.
• Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani.
Jika tidak, akan mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai menghasilkan.
Strip rumput
Strip rumput, hampir sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan penyedia
pakan ternak.
a. Persyaratan
• Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
• Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah.
• Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertikal yang dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
• Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
• Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
• Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama.
Contohnya, aroma yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.
b. Penanaman dan pemeliharaan
• Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan jarak antara barisan 20 cm.
• Lebar strip rumput 0,5 m atau lebih.
• Jarak antara strip rumput tergantung IV yang diinginkan dan HI bervariasi dari 2,5 m untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
• Jika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan dari stek/tunas hidup/bonggol.
Pemberian bahan mulsa
Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa
berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan
tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian. Fungsi lain mulsa adalah :
• Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah.
• Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
• Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan meningkatkan kapasitas
infiltrasi tanah.
• Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
• Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
• Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di permukaan tanah.
• Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi dan batang jagung.
• Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut sebagai mulsa vertikal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman