LAMBUNG MANGKURAT UNIVERSITY, BANJARMASIN and BANJARBARU, SOUTH BORNEO/SOUTH KALIMANTAN, INDONESIA
Rabu, Desember 07, 2011
TRIDARMA ILMU TANAH : CITA-CITA DAN KENYATAAN
Diposting oleh
Unknown
di
8:42:00 AM
Oleh: Tejoyuwono Notohadiprawiro
Menerima 'Tridarma' sebagai doktrin yang melandasi segala kegiatan dan corak kehidupan kampus, berarti kita sanggup memenuhi berbagai tuntutan, baik yang mengenai mutu penyelesaian tugas maupun yang berkaitan dengan harkat pribadi. Penghayatan Tridarma secara benar dan utuh menjadi ciri khas insan kampus yang tidak dapat ditawar oleh siapa pun.
Tuntutan mutu penyelesaian tugas dipenuhi dengan jalan:
Secara malar (continuous) membina dan memacu pendidikan yang paut (relevant) guna menabur (disseminate) kecendekiaan, ilmu dan kemahiran.
Secara malar menjalankan dan menggairahkan penelitian sebaik-baiknya untuk menghidupkan dan membina sumber pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara malar memelihara dan meningkatkan keterbukaan kampus terhadap masyarakat untuk memantapkan mekanisme saling tukar, yang pada gilirannya akan melancarkan proses umpan balik yang tertuju kepada penyuburan silang (crossfertilization) antara kampus sebagai penghasil dan masyarakat sebagai pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tuntutan harkat pribadi dipenuhi dengan jalan:
Teguh dalam mempertahankan kebenaran sejati, dari mana pun datangnya, akan tetapi tetap bersikap terbuka dan dapat memaklumi pendapat yang berbeda.
Menjauhi sikap ingin maju sendiri dan mendahulukan usaha mengajak orang lain ikut maju.
Tidak mementingkan diri sendiri dalam soal waktu, kesempatan dan mengembangkan bakat serta bersedia bekerja keras.
Menganut pandangan yang luas, serbacakup (comprehensive) dan terpadu.
Memiliki dedikasi untuk memahami lingkungannya.
Di pihak lembaga pendidikan tinggi, Tridarma mengisyaratkan kewajiban memerankan pelopor dan pemimpin dalam membina ilmu. Para pakar dan ahli yang bekerja di lembaga lain adalah hasil tempaan lembaga pendidikan tinggi. Maka kalau negara dan bangsa mengalami keterbelakangan atau kelesuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak ada pihak yang dapat disalahkan kecuali diri kita sendiri yang mengasuh lembaga pendidikan tinggi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar