GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS, pendekatan dari “NAVigation Satellit Timing and Ranging Global Positioning System”. Sistem ini di desain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta infoprmasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini, sistem GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak di aplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi. Dibanding dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS mempunyai banyak kelebihan dan menawarkan lebih banyak keuntungan, baik dari segi operasionalisasinya maupun kualitas posisi yang diberikan.
Arsitektur dari sistem GPS telah disetujui oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1973. Satelit yang pertama diluncurkan pada tahun 1978, dan secara resmi sistem GPS dinyatakan operasional pada tahun 1994. Baiya pembangunan sistem GPS yang pernah dilaporkan adalah sekitar 10 milyar USD, sementara biaya operasi dan pemeliharaanya per tahun berkisar dari 250 sampai 500 juta USD [Enge and Misra, 1999].
Ada beberapa hal yang membuat GPS menarik untuk diguanakan dalam penentuan pisisi, seperti yang akan diberikan berikut ini. Patut dicatat disini bahwa beberapa faktor yang disebuntukan dibawah ini juga akan berlaku untuk aplikasi-aplikasi GPS yang terkait dengan penentuan parameter selain posisi seperti kecepatan, percepatan, maupun waktu yang pada dasarnya juga bisa diberikan oleh GPS.
Pertama, GPS dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu dan cuaca, sehingga dapat memperpendek waktu pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya operasionalnya.
Kedua, satelit-satelit GPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi, yaiyu sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi, dan jumlahnya relatif cukup banyak, sehingga dapat digunakan oleh banyak orang pada saat yang sama, serta pemakaiannya menjadi tidak tergantung pada batas-batas politik dan batas alam.
Ketiga, penggunaan GPS dalam penentuan posisi relatif tidak terlalau terpengaruh dengan kondisi topografi daerah survei dibandingkan dengan penggunaan metode terestris seperti pengukuran poligon. Yang diperlukan dalam penentuan posisi titik dengan GPS adalah saling keterlihatan antara titik tersebut dengan satelit.
Keempat, posisi yang ditentukan oleh GPS akan mengacu ke suatu datum global yang dinamakan WGS 1984. Karakteristik ini sangat menguntungkan untuk kondisi Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan terdiri dari banyak pulau, dimana proses penghubungan kerangka-kerangka titik di suatu pulau dengan titik di pulau lainnya akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin kita lakukan menggunakan metode terestris.
Kelima, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti (ordo milimeter) sampai dengan yang biasa-biasa saja (ordo puluhan meter). Pada saat ini telah diterapkan dalam bidang-bidangpalikasi keniliteran, survei, dan pemetaan (baik darat mauipun laut), transportasi, geodesi, geodinamika, deformasi, navigasi dan transportasi, pendaftaran tanah, kehutanan, pertambangan, pertanian, fotogrametri, dan penginderaan jauh.
Keenam, pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.
Ketujuh, alat penerima signal (receiver) GPS cenderung menjadi lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya, lebih baik kualitas data yang diberikannya, dan lebih tinggi keandalannya.
Kedelapan, pengoperasian alat peneriam GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif mudah dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.
Kesembilan, pengumpul data (surveyor) GPS tidak dapat memanipulasi data pengamatan GPS seperti halnya yang dapat dilakukan dengan metode terestris yang umumnya digunakan, yaitu metode poligon.
Kesembilan, makin banyak instansi di Indonesia yang menggunakan GPS dan makin banyak bidang aplikasi yang potensial di Indonesian yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS.
Meskipun keuntungan yang dihdapat dari penggunaan GPS jauh lebih banyak, ada beberapa hal dan keterbatasan yang harus diperhatiakandalam pemakaian GPS, agar pemakannya dapat optimal dan tepat sasaran, yaitu :
1. Agar alat penerima sinyal GPS dapat menerima sinyal GPS maka tidak boleha ada penghalang antara alat penerima tersebut dengan satelit yang bersangkutan.
2. Datum penentu posisi yang digunakan oelh GPS adalah WGS 1984. Seandainya posisi harus dipresentasikan dalam datum lain nya, maka diperlukan proses transpormasi koordinat dari datum WGS 1984 ke datum yang bersangkutan.
3. Komponen tinggi dari koordinat tiga dimensi yang diberikan oleh GPS adalah tinggi yang mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid GRS (Geodic Reference System) 1980.
4. Pada survei penentuan posisi dengan GPS , pemprosesan data GPS dan penganalisaan hasilnya bukanlah suatu hal yang mudah.
5. Karena GPS merupakan teknologi yang relatif baru, maka sumberdaya manusia yang menguasai masalh teknologi ini di Indonesia relatif sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar