Kamis, Desember 15, 2011

Metode Survai Tanah

Secara garis besar metode survai tanah yg umum digunakan adalah metode interpretasi foto udara (fisiografik approach), metode grid dan metode bebas
1. Metode interpretasi Penginderaan Jauh
Interpretasi foto udara digunakan dalam survai tanah karena terdapat beberapa kesamaan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuklahan dengan faktor-faktor pembentuk tanah. Atas dasar kesamaan tsb. Satuan bentuklahan digunakan sebagai dasar dalam penarikan batas satan peta tanah. Batas-batas tsb dapat dianalisis melalui interpretasi foto udara tanah di lapangan ditujukan untuk mengetahui atau memerinci pola-pola di dalam batas-batas satuan fisiografi.
Masalah utama dari metode ini adalah kurangnya korelasi antara pola yg terdapat pada citra foto udara dg satuan tanah pada tingkat taksonomik yg konsisten. Dalam mengklasifikasikan tanah, interpretasi foto udara tidak dapat dipergunakan karena horison penciri tanah hanya dapat diperoleh dg melakukan pengamatan pada profil tanah yg dilengkapi dg hasil analisis di lab. Keterbatasan penggunaan foto udara untuk delineasi satuan peta tanah tergantung dari beberapa hal antara lain skala peta, kondisi medan, kemampuan peneliti untuk melakukan interpretasi dan kualitas foto udaranya.Metode ini hanya terbatas kepada delineasi satuan peta, karena banyak kenampakan fisikal dan kultural di permukaan bumi nampak jelas pada citra potret udara dan mempunyai hubungan yg erat dengan kondisi tanah. Sedangkan sifat-sifat tanah itu sendiri sulit diinterpretasi dalam citra foto, sehingga pengamatan tanah secara langsung di lapangan harus tetap dilakukan.
Batas-batas satuan peta tanah sebagian besar atau seluruhnya didasarkan kepada hasil interpretasi foto udara setelah diadakan pengecekan di lapangan. Wadah yg digunakan sebagai satuan peta adalah satuan fisiografi atau satuan lahan dalam berbagai tingkatan sesuai dg skala peta atau tingkat survai yg dilakukan.
2. Metode Grid
Metode ini lebih cocok untuk daerah-daerah yg datar (dataran aluvial yang nampak seragam pada foto udara padahal berbeda nyata tekstur dan salinitas) sedangkan untuk daerah-daerah yang bergelombang dapat memberikan hasil yg salah. Hal ini disebabkan karena penyebaran tanah di suatu daerah tidak terjadi secara acak tetapi lebih bersifat sistematis.
Contoh untuk survei perkebunan tembakau dengan luas areal 20Km2, maka diperlukan jarak titik ≤50 m
3. Metode Bebas
Metode ini pada dasarnya tidak menentukan dulu sebelumnya tempat-tempat pengamatan yg akan dilakukan di daerah survai. Dalam hal ini surveyor lebih menggunakan kemampuannya sesuai dengan tujuan survai, foto udara yg tersedia dan keadaan setempat di lapangan untuk menentukan tempat-tempat pengamatan (profil) paling mewakili dan mempunyai daya guna tinggi. Masing-masing pengamatan diharapkan menghasilkan data dan informasi yg maksimum dapat digunakan. Kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan tingkat survai tanah yg dilakukan dan kekompleksan pola persebaran tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman