Kamis, Desember 15, 2011

Pengelolaan Lahan Gambut Yang Ramah Lingkungan

Gambut merupakan sumberdaya alam yang multifungsi namun sangat rapuh. Pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan pertanian akan mempercepat kehilangan gambut sebagai substrat maupun sebagai gudang karbon. Konsekuensi dari reklamasi dan drainase lahan gambut diantaranya adalah subsidensi, kehilangan gambut (akibat dibakar dan oksidasi) dan kehilangan karbon yang bisa mencapai 3,6 t C ha-1 yr-1 (Page, tidak dipublikasikan). Pembuatan sistem drainase sebagai konsekuensi dari reklamasi lahan gambut untuk lahan pertanian akan mengakibatkan perubahan kondisi fisik gambut terutama dalam hubungan dengan sifat menahan air dan subsidensi (Radjagukuguk, 1997).
Alih fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian atau lahan perkebunan mengakibatkan perubahan fungsi ekologi gambut. Dampak lingkungan akibat perubahan tersebut sangat sulit untuk dicegah atau dihindari. Yang dapat dilakukan adalah bagaimana agar dampak kerusakan akibat pemanfaatan diupayakan seminimal mungkin.
Salah satu strategi dalam pemanfaatan gambut yang berkelanjutan adalah dengan konsep pemanfaatan gambut secara bijaksana (wise use), dimana pemanfaatan gambut sebagai sumberdaya alam harus sesuai dengan kemampuan lahan dan peruntukannya. Jika salah dalam pengelolaan lahan gambut dan dalam pemanfaatannya maka lahan gambut sebagai sumberdaya alam akan terancam hilang dalam waktu yang singkat, padahal proses pembentukan gambut membutuhkan waktu yang lama (ribuan tahun).
Mengingat emisi CO2 dari lahan gambut merupakan salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global maka pengelolaan lahan gambut menjadi lahan pertanian harus memperhatikan besarnya emisi CO2 yang dilepas oleh lahan gambut tersebut akibat peruntukannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya emisi yang dilepas dipengaruhi oleh tinggi rendahnya muka air tanah sehingga salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan gambut untuk lahan pertanian adalah pengaturan pengelolaan muka air tanah, sehingga tidak terjadi subsidensi yang besar, tidak terjadi kehilangan gambut yang cepat akibat oksidasi yang berlebihan, dan emisi CO2 yang dilepas diupayakan sekecil mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman