Rabu, April 04, 2012

Peralatan dan Bahan dalam Pembuatan Penampang Tanah untuk Survey Tanah

Dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah di lapangan, diperlukan beberapa peralatan dan bahan yang harus dipenuhi guna kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Peralatan dan bahan tersebut adalah sebagai berikut:
Peralatan
-Bor tanah (auger/core) terdiri atas: (1) bor tipe Belgi dengan ukuran panjang 1,25 m, digunakan untuk mengebor tanah untuk mengetahui sifat dan penyebaran tanah di lapangan; (2) bor gambut dengan panjang 2-5 m (dapat disambung-sambung) digunakan pada tanah-tanah gambut; (3) bor tabung pengeruk (posthole atau bucket auger) untuk penggunaan umum; (4) bor skrup (screw auger) digunakan pada tanah yang sangat keras atau liat berat; dan (5) bor tusuk (soil probe) digunakan untuk pemeriksaan cepat pada tanah lunak atau gembur.
-Cangkul,garpu tanah,linggis, dan sekop untuk menggali lubang penampang/profil tanah dengan membuat sisi penampang tegak lurus ke bawah berukuran panjang X lebar = 1,0 X 2,0 m dan kedalaman 1,5-2,0 m atau tergantung dari penampang kontrol kedalaman dari masing-masing ordo tanah.
- Meteran rol baja, aluminium, atau pita/ban untuk mengukur kedalaman penampang, ketebalan dan batas lapisan (Horizon), ukuran bahan kasar (kerikil, batu), struktur, karatan, dan perakaran. Meteran ban bentuknya agak lebar dan besar, digunakan selain untuk mengukur ketebalan Horizon, juga untuk pengambilan dokumentasi (foto penampang) agar angka-angka kedalamannya terlihat jelas.
- Pisau belati untuk menarik garis atau menandai batas lapisan, perbedaan warna, mengambil gumpalan tanah untuk melihat struktur, tekstur; gumpalan bahan kasar (konkresi), selaput liat; mengiris perakaran, dan mengambil contoh tanah.
- Penusuk (pin) berupa paku besar atau kayu untuk menahan pita meteran.
- Buku Munsell Soil Color Chart sebagai pedoman untuk menetapkan warna tanah dan semua gejala karatan yang terdapat di dalam penampang.
- Pengukur pH tanah di lapangan, dapat berupa Ph Truog, pH elektrode, pH stick (Merck) atau lakmus. Kisaran (range) ketelitian alat pengukuran tingkat kemasaman (pH 0-14) bervariasi antara 0,5-1,0. Cara kerja masing-masing alat pengukur pH tersebut diuraikan dalam bab selanjutnya.
- Penetrometer yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan tanah.
- Loupe (perbesaran 10 atau 20 kali) digunakan untuk melihat secara mikroskopis jenis-jenis mineral dalam batuan, mengamati gejala selaput liat, ukuran dan jumlah pori tanah, dan bentukan khusus lainnya pada permukaan struktur tanah.
- Palu geologi digunakan untuk memecah batuan induk yang akan diamati jenis mineral penyusunnya, mengambil contoh batuan, serta mengukur kekerasan padas atau konkresi.
- Botol semprot berisi air, untuk membasahi tanah yang akan ditentukan kelas tekstur dan konsistensi tanahnya secara manual di lapangan serta warna tanah.
- Handboard , berupa papan alas untuk pencatatan pada formulir isian di lapangan.
- Sendok tanah untuk mengambil contoh tanah.
- Abney level atau Clinometer untuk mengukur kemiringan lereng (dalam persen atau derajat).
- Teropong untuk orientasi wilayah.
- Kompas untuk menentukan arah penampang terhadap lereng atau letak penampang terhadap sesuatu tanda tetap di lapangan, juga untuk menentukan posisi dan arah di lapangan.
- Altimeter untuk mengukur ketinggian tempat (elevasi) di atas permukaan laut.
- GPS (Global Positioning System) digunakan untuk mengetahui posisi koordinat geografik (lintang-bujur) titik pengamatan.
- Peta rupabumi, topografi atau potret udara untuk mengetahui posisi pengamatan di lapangan, jaringan jalan, sungai, kampung, dan situasi wilayah lainnya.
- Peta lapangan berupa peta hasil interpretasi landform/satuan lahan atau peta analisis digunakan untuk memplot lokasi pengamatan tanah, baik lokasi pemboran, minipit, maupun profil.

Bahan
- Air bersih (dalam botol plastik) untuk membasahi massa tanah guna penetapan tekstur dan konsistensi dalam keadaan lembap dan basah, dan untuk melembapkan penampang tanah jika terlalu kering.
- Asam chlorida (HCl) untuk mentest adanya bahan kapur, dan menduga kadar relatifnya dari intensitas buihnya dengan cara meneteskan beberapa tetes.
- Hydrogen peroksida (H O ) untuk menduga adanya pirit atau bahan sulfidik dari tanah-tanah di daerah pantai, atau bahan organik, dari intensitas buihnya.
- Cairan alpha-alpha dypiridyl untuk menduga adanya sifat ‘aquic ’ atau ‘redox’.
- Natrium fluorida (NaF) untuk mengetahui adanya mineral alofan dalam penyidikan sifat andic .
- Kantong plastik untuk tempat contoh tanah.
- Kertas label untuk memberi tanda/kode pada contoh tanah yang ditempatkan di dalam dan luar kantong plastik.
- Formulir isian penampang tanah dalam format basisdata untuk mencatat semua gejala dan ciri morfologi tanah secara sistematis dari penampang tanah dan lingkungan sekitarnya.
- Buku petunjuk pengisian formulir isian basisdata berupa kode dan keterangannya.
- Buku Kunci Taksonomi Tanah sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan tanah di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman